Senin, 20 Mei 2013

gambar ogoh-ogoh







Sejarah dan Perayaan Ogoh – Ogoh di Bali

Sebentar lagi Hari Raya Umat Hindu yaitu NYEPI telah tiba, dimana Nyepi itu sendiri berarti Sepi, namun sebelum Nyepi ada sebuah Perayaan yang berciri khas kan Patung besar berupa Kala atau sebagainya. Biasanya masyarakat Bali menyebutnya Ogoh – Ogoh.
Namun Saya sendiri mengakui, saya tidak tahu dari mana sejarah perayaan Ogoh – Ogoh tersebut berasal, tentunya sebagai penerus bangsa, STOP untuk bilang “memang begitu adanya”
Akhirnya, saya coba cari di internet, dan banyak kok yang membuat artikel tersebut. Artikel mengenai Ogoh – ogoh dapat saya temukan di balebengong.net
Nama Ogoh – ogoh itu sendiri diambil dari sebutan ogah-ogah dari bahasa Bali. Artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan. Dan tahun 1983 merupakan bagian penting dalam sejarah ogoh-ogoh di Bali. Pada tahun itu mulai dibuat wujud-wujud bhuta kala berkenaan dengan ritual Nyepi di Bali. Ketika itu ada keputusan presiden yang menyatakan Nyepi sebagai hari libur nasional. Semenjak itu masyarakat mulai membuat perwujudan onggokan yang kemudian disebut ogoh-ogoh, di beberapa tempat di Denpasar.
Budaya baru ini semakin menyebar ketika ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII.
Ogoh – Ogoh ini dimaksudkan mengembalikan bhutakala ketempat asalnya.
Sebelumnya ada tradisi Barong Landung, Tradisi Ndong Nding dan Ngaben Ngwangun yang menggunakan ogoh-ogoh Sang Kalika,  bisa juga merujuk sebagai cikal bakal wujud ogoh-ogoh.
Di dalam babad, tradisi Barong Landung berasal dari cerita tentang seorang putri Dalem Balingkang, Sri Baduga dan pangeran Raden Datonta yang menikah ke Bali. Tradisi meintar mengarak dua ogoh-ogoh berupa laki-laki dan wanita mengelilingi desa tiap sasih keenam sampai kesanga. Visualisasi wujud Barong Landung inilah yang dianggap sebagai cikal bakal lahirnya ogoh-ogoh dalam ritual Nyepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar